Sabtu, 13 Desember 2014

EFEKTIVITAS LINGKUNGAN SEKOLAH YANG KOTOR


EFEKTIVITAS LINGKUNGAN SEKOLAH YANG KOTOR


Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas.

Oleh :
Nama  : Widia Anggraini
Kelas   : XII IPA 3           
Nis       : 9971235250    





SMA NEGERI 6 PALOPO
TAHUN AJARAN 2014/2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Efektivitas Lingkungan Sekolah Yang Kotor “ 
      
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.








Palopo, 18 Oktober 2014
Penyusun            




( Widia Anggraini )    



                  
DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Lingkungan
2.2 Pengertian Efektivitas
2.3 Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan Sekolah
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Efektivitasan Belajar
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan
3.3Cara Meningkatkan Kepedulian Siswa Untuk Mengatasi Lingkungan Sekolah Yang Kotor
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Manfaat Penelitian







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas. Kita mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang. Ketidakpeduliaan akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tidak nyaman atau tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar akan nyaman. Hal ini perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi.

1.2 Rumusan Masalah
 1.Mengapa lingkungan sekolah yang kotor sangat berpengaruh terhadap keefektivitasan belajar?
2.Apa sajakah yang menjadi faktor-faktor penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap Lingkungan?
3.Bagaimana cara meningkatkan kepedulian siswa untuk mengatasi lingkungan sekolah yang kotor?

1.3  Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui sejauh mana pengaruh dari lingkungan yang kotor terhadap keefektivitasan belajar.
  2. Mengetahui seberapa besar kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah.


1.4  Manfaat Penelitian
  1.  Memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan komitmen, yang diperlukan untuk bekerja secara individu.
  2. Dapat mengetahui seberapa besar rasa  sensitifitas siswa-siswa terhadap kondisi lingkungan sekolah





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian  Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial
. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.

2.2  Pengertian  Efektivitas
Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.
Dari diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal tersebut.
Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas dan fungsi instansi tersebut.

2.3  Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan Sekolah

Kurang pedulinya siswa terhadap lingkungan sekolah dapat dilihat dari perilaku mereka di sekolah, sebagai contoh corat-coret tembok, membuang sampah tidak pada tempatnya, membuat stempel sepatu yang dipakai di tembok sekolah dan perilaku-perilaku lain yang cukup membuat para pendidik gerah melihatnya.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah. Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman.
Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senin, pihak sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi  untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman. Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengecat kursi dan bangku agar bersih dari coretan-coretan yang tidak pantas untuk anak sekolah, mengunci ruang kelas pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa dan siswi tidak makan dikelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggar.
Hanya kesadaran diri masing-masing individu sajalah yang dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Efektifitas Belajar

Kelas yang terlihat bersih dan rapi akan membuat proses pembelajaran menjadi nyaman. Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa dan siswi. Tempat yang seharusnya bersih dannyaman,  bukan tempat yang kotor dan berantakan. Kembali lagi kepada kesadaran akan indahnya lingkungan bersih. Kesadaran akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tentunya tidak nyaman maupun tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar yang nyaman.
Kita tahu bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang. Dengan melihat kesekitar orang tersebut, kita bisa tahu bahwa dia malas atau rajin. Namun, jika dilihatdisekitar lingkungan SMAN 6 palopo siswa-siswi kurang efektif menjaga kebersihan lingkungan, faktanya kadang kita lihat banyak  sampah terdapat di bawah kursi, meja, maupun di laci meja merupakan  hal dapat membuat kelas kotor, terlebih lagi kelas dengan jendela yang berdebu serta plafon yang ditempeli jaring laba-laba. Kesadaran dan tanggung  jawab memang dibutuhkan agar belajar bisa tenang dan nyaman, karena kebersihan dapat memperlancar kerja otak manusia.
Konsentrasi dari otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat mening   katkan konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga akan merasa terganggu akan adanya lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru.

Hal ini  perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung  jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi. Kelas sebagai tempat belajar seharusnya terlihat bersih dan enak dipandang. 




Kelas yang terlihat bersih dan rapi akan membuat proses pembelajaran menjadi nyaman. Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa dan siswi. Tempat yang seharusnya bersih dan nyaman,  bukan tempat yang kotor dan berantakan. Kembali lagi kepada kesadaran akan indahnya lingkungan bersih. Kesadaran akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tentunya tidak nyaman maupun tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar yang nyaman.
Kita tahu bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang. Denganmelihatkesekitar orang tersebut, kita bisa tahu bahwa dia malas atau rajin. Namun, jika dilihatdisekitar lingkungan SMAN 6 palopo siswa-siswi kurang efektif menjaga kebersihan lingkungan, faktanya kadang kita lihat banyak  sampah terdapat di bawah kursi, meja, maupun di laci meja merupakan  hal dapat membuat kelas kotor, terlebih lagi kelas dengan jendela yang berdebu serta plafon yang ditempeli jaring laba-laba. Kesadaran dan tanggung  jawab memang dibutuhkan agar belajar bisa tenang dan nyaman, karena kebersihan dapat memperlancar kerja otak manusia.
Konsentrasi dari otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat mening   katkan konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga akan merasa terganggu akan adanya lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru.
Hal ini  perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung  jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi. Kelas sebagai tempat belajar seharusnya terlihat bersih dan enak dipandang.


Lingkungan Sekolah SMAN 6 Palopo Yang Terjaga Kebersihannya

Lingkungan yang bersih akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran. ketika lingkungan sekolah kotor, banyak siswa yang sulit berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, karena perhatian mereka akan tersedot pada pemandangan tersebut dan merasa tidak nyaman dan juga risih berada di tempat itu. Lingkungan yang bersih bisa meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Dan banyak para guru yang tidak menyukai pada lingkungan kotor, karena lingkungan yang kotor itu bisa mengurangi semangat guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya.

Dan apalagi konsentrasi para anak didik mereka akan hilang, gara-gara sampah yang berserakan tidak pada tempatnya. Apalagi sampah itu sudah membusuk dan aromanya, sangat tidak mendukung terhadap konsentrasi para siswa. Maka dari itu perlu beberapa penanganan untuk mengatasi masalah tersebut.

3.2  Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan


Gambar lingkungan kelas yang tidak terawat

Faktor intern (dalam diri), yaitu kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkunganm adalah sebagai berikut :
  • Gengsi
  • Malas
  • Kurang mengerti tentang arti kebersihan
  • Peralatan kebersihan kurang memadai (faktor ekstern)
  • Tidak adanya sangsi tegas bagi siswa yg melanggar
  •  Tidak adanya kebiasaan membersihkan lingkungan
  •  Adanya keterbatasan waktu

Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga prestasi belajar pun menjadi terganggu. 


3.3  Cara Meningkatkan Kepedulian Siswa Untuk Mengatasi Lingkungan Sekolah Yang Kotor
Tentu sebagai warga sekolah SMAN 6 Palopo, kami tidak mau konsentrasi belajar menjadi terganggu akibat hal tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita, sehingga kita menjadi disiplin. 
Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
  • Mengajak para siswa agar memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan sekolah dari hati sendiri.
  • Jika hal pertama tidak dituruti, guru wajib menegur para siswa yang melanggar ketentuan diatas, misalnya membuang sampah sembarangan.
  • Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melanggar tata tertib terutama tentang kebersihan lingkungan sekolah.
  • Memberikan arahan tentang kehidupan sekolah yang berbudaya lingkungan.
  • Memberikan info tentang dampak negatif lingkungan kotor dan memeberikan contoh yang nyata tentang dampak negatif lingkungan kotor
  • Mengadakan karya wisata dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah
  •  Mengadakan penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.
  •  Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.




BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Konsentrasi dari otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga kan merasa terganggu akan adanya lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah.

4.2   Saran

Saran saya kepada semua warga sekolah di SMAN 6 Palopo khususya siswa-siswi  agar senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita supaya tetap bersih, indah, nyaman dan terlihat rapi. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman. Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas.

DAFTAR PUSTAKA

http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas.html
http://7crowd.blogspot.com/2014/01/kebersihan-lingkungan-sekolah.html
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar