EFEKTIVITAS LINGKUNGAN SEKOLAH YANG KOTOR
Di zaman
sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian
siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya
sampah di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas.
Oleh
:
Nama : Widia Anggraini
Kelas : XII IPA 3
Nis : 9971235250
SMA NEGERI 6 PALOPO
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Efektivitas Lingkungan Sekolah Yang Kotor “
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih
terbilang terbatas. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang
lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Palopo,
18 Oktober 2014
Penyusun
( Widia Anggraini )
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Lingkungan
2.2 Pengertian Efektivitas
2.3 Rendahnya Kepedulian
Siswa Terhadap Lingkungan Sekolah
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Lingkungan
Terhadap Efektivitasan Belajar
3.2 Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan
3.3Cara Meningkatkan
Kepedulian Siswa Untuk Mengatasi Lingkungan Sekolah Yang Kotor
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, kebersihan
adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan
semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah di lingkungan sekolah
khususnya di dalam kelas. Kita mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan
kepribadian seseorang. Ketidakpeduliaan akan kebersihan lingkungan sekolah
khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan
tidak nyaman atau tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian
terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar
menjadi lancar dan suasana belajar akan nyaman. Hal ini perlu diperhatikan
sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh
faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1.Mengapa lingkungan sekolah yang kotor sangat
berpengaruh terhadap keefektivitasan belajar?
2.Apa sajakah yang menjadi faktor-faktor penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap
Lingkungan?
3.Bagaimana cara meningkatkan kepedulian siswa untuk
mengatasi lingkungan sekolah yang kotor?
1.3 Tujuan Penelitian
- Mengetahui sejauh mana pengaruh dari lingkungan yang kotor terhadap keefektivitasan belajar.
- Mengetahui seberapa besar kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah.
1.4 Manfaat
Penelitian
- Memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan komitmen, yang diperlukan untuk bekerja secara individu.
- Dapat mengetahui seberapa besar rasa sensitifitas siswa-siswa terhadap kondisi lingkungan sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah,
lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,
dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara,
meja kursi, papan tulis, gedung sekolah,
dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.
2.2
Pengertian
Efektivitas
Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau
seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang
dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai
maksud sebagaimana yang dikehendaki.
Dari diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal
tersebut sesuai dengan dengan yang dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang
dimaksud merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk
mencapai hal tersebut.
Suatu usaha
atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut
telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu
instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan dalam
melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas dan fungsi instansi
tersebut.
2.3 Rendahnya
Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan Sekolah
Kurang
pedulinya siswa terhadap lingkungan sekolah dapat dilihat dari perilaku mereka
di sekolah, sebagai contoh corat-coret tembok, membuang sampah tidak pada
tempatnya, membuat stempel sepatu yang dipakai di tembok sekolah dan
perilaku-perilaku lain yang cukup membuat para pendidik gerah melihatnya.
Tentu
kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah.
Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari
lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana
belajar yang tidak nyaman.
Pada
saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senin, pihak sekolah selalu
mengingatkan para siswa-siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori
lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk
tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman.
Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengecat kursi dan bangku agar bersih
dari coretan-coretan yang tidak pantas untuk anak sekolah, mengunci ruang kelas
pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa dan siswi tidak makan dikelas
yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa
dan siswi yang melanggar.
Hanya
kesadaran diri masing-masing individu sajalah yang dapat menjaga kebersihan
lingkungan sekolah agar tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses
kegiatan belajar mengajar.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Pengaruh Lingkungan Terhadap Efektifitas Belajar
Kelas
yang terlihat bersih dan rapi akan membuat proses pembelajaran menjadi nyaman.
Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa dan siswi. Tempat yang seharusnya bersih
dannyaman, bukan tempat yang kotor dan
berantakan. Kembali lagi kepada kesadaran akan indahnya lingkungan bersih.
Kesadaran akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat
efektifitas belajar dan membuat lingkungan tentunya tidak nyaman maupun tidak
indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat
memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana
belajar yang nyaman.
Kita tahu bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian
seseorang. Dengan melihat kesekitar orang
tersebut, kita bisa tahu bahwa dia malas atau rajin. Namun, jika
dilihatdisekitar lingkungan SMAN 6 palopo siswa-siswi kurang efektif menjaga
kebersihan lingkungan, faktanya kadang kita lihat banyak sampah terdapat di bawah kursi, meja, maupun
di laci meja merupakan hal dapat membuat
kelas kotor, terlebih lagi kelas dengan jendela yang berdebu serta plafon yang
ditempeli jaring laba-laba. Kesadaran dan tanggung jawab memang
dibutuhkan agar belajar bisa tenang dan nyaman, karena kebersihan dapat
memperlancar kerja otak manusia.
Konsentrasi dari otak
tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat mening katkan
konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi
kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama
siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah
yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang
sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga akan merasa terganggu akan
adanya lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti
dengan apa yang disampaikan oleh guru.
Hal ini
perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin
rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas
yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh
lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih
banyak lagi. Kelas sebagai tempat belajar seharusnya terlihat bersih dan enak
dipandang.
Kelas yang terlihat bersih dan
rapi akan membuat proses
pembelajaran menjadi nyaman. Sekolah adalah rumah
kedua bagi siswa dan siswi. Tempat yang seharusnya bersih dan nyaman,
bukan tempat yang kotor dan berantakan. Kembali lagi kepada kesadaran
akan indahnya lingkungan bersih. Kesadaran akan kebersihan lingkungan sekolah
khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan
tentunya tidak nyaman maupun tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya,
kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti
keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar yang nyaman.
Kita tahu bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian
seseorang. Denganmelihatkesekitar orang
tersebut, kita bisa tahu bahwa dia malas atau rajin. Namun, jika
dilihatdisekitar lingkungan SMAN 6 palopo siswa-siswi kurang efektif menjaga
kebersihan lingkungan, faktanya kadang kita lihat banyak sampah terdapat di bawah kursi, meja, maupun
di laci meja merupakan hal dapat membuat
kelas kotor, terlebih lagi kelas dengan jendela yang berdebu serta plafon yang
ditempeli jaring laba-laba. Kesadaran dan tanggung jawab memang
dibutuhkan agar belajar bisa tenang dan nyaman, karena kebersihan dapat
memperlancar kerja otak manusia.
Konsentrasi dari otak
tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat mening katkan
konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi
kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama
siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah
yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang
sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga akan merasa terganggu akan
adanya lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti
dengan apa yang disampaikan oleh guru.
Hal ini
perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin
rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas
yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh
lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih
banyak lagi. Kelas sebagai tempat belajar seharusnya terlihat bersih dan enak
dipandang.
Lingkungan Sekolah SMAN 6
Palopo Yang Terjaga Kebersihannya
Lingkungan yang bersih
akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran. ketika lingkungan
sekolah kotor, banyak siswa yang sulit berkonsentrasi dalam menerima pelajaran,
karena perhatian mereka akan tersedot pada pemandangan tersebut dan merasa
tidak nyaman dan juga risih berada di tempat itu. Lingkungan yang bersih bisa
meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Dan banyak para guru yang tidak
menyukai pada lingkungan kotor, karena lingkungan yang kotor itu bisa
mengurangi semangat guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya.
Dan apalagi konsentrasi para anak didik
mereka akan hilang, gara-gara sampah yang berserakan tidak pada tempatnya.
Apalagi sampah itu sudah membusuk dan aromanya, sangat tidak mendukung terhadap
konsentrasi para siswa. Maka dari itu perlu beberapa penanganan untuk mengatasi
masalah tersebut.
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Kepedulian Siswa Terhadap
Lingkungan
Gambar lingkungan kelas
yang tidak terawat
Faktor intern (dalam diri), yaitu kurangnya kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkunganm adalah sebagai berikut :
- Gengsi
- Malas
- Kurang mengerti tentang arti kebersihan
- Peralatan kebersihan kurang memadai (faktor ekstern)
- Tidak adanya sangsi tegas bagi siswa yg melanggar
- Tidak adanya kebiasaan membersihkan lingkungan
- Adanya keterbatasan waktu
Selain itu,
masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas diberi
area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah
dapat bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa
terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada
sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan
sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian
terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir
oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik.
Maka kelas sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang
menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan
menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga prestasi belajar pun menjadi
terganggu.
3.3 Cara
Meningkatkan Kepedulian Siswa Untuk Mengatasi Lingkungan Sekolah Yang Kotor
Tentu sebagai warga sekolah SMAN 6 Palopo, kami
tidak mau konsentrasi belajar menjadi terganggu akibat hal tersebut. Untuk
mencapai hal tersebut, perlu dilakukan tindakan yang bersifat mengajak
kesadaran kita, sehingga kita menjadi disiplin.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
- Mengajak para siswa agar memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan sekolah dari hati sendiri.
- Jika hal pertama tidak dituruti, guru wajib menegur para siswa yang melanggar ketentuan diatas, misalnya membuang sampah sembarangan.
- Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melanggar tata tertib terutama tentang kebersihan lingkungan sekolah.
- Memberikan arahan tentang kehidupan sekolah yang berbudaya lingkungan.
- Memberikan info tentang dampak negatif lingkungan kotor dan memeberikan contoh yang nyata tentang dampak negatif lingkungan kotor
- Mengadakan karya wisata dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah
- Mengadakan penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.
- Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konsentrasi dari otak
tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan
konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi
kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga. Dengan begitu lama-lama
siswa akan merasa bosan ataupun merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekolah
yang dapat mengganggu kelancaran belajar siswa. begitu pula dengan guru yang
sedang memberi pelajaran ke anak didiknya juga kan merasa terganggu akan adanya
lingkungan yang tidak bersih. dengan begitu siswa akan tidak mengerti dengan
apa yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga
lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah.
4.2 Saran
Saran saya kepada semua
warga sekolah di SMAN 6 Palopo khususya siswa-siswi agar senantiasa menjaga lingkungan sekitar
kita supaya tetap bersih, indah, nyaman dan terlihat rapi. Jika lingkungan
bersih, maka saat belajar terasa nyaman. Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka
kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas.
DAFTAR
PUSTAKA
http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas.html
http://7crowd.blogspot.com/2014/01/kebersihan-lingkungan-sekolah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar